Welcome to http://laskarkristus.blogspot.com/
go to my homepage
Go to homepage
Bagaimana saya menerima pengampunan dari Tuhan? Klik di Sini
Hidup Kekal? Klik di sini
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas." (Mat 7:15)
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 2:8-9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.(Roma 10:9)
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5:8)
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 6:23) Allah ... yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. (1 Petrus 1:3) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Ingin Berlangganan Artikel Ini? Masukan email Anda:

Delivered by FeedBurner

Sabtu, 28 Mei 2011

Tabut Perjian Nabi Musa Telah Ditemukan

MUSA,Selain disuruh Allah memimpin bani Israel keluar dari Mesir, dan memasuki tanah perjanjian (tanah kanaan / palestina / lokasi peta israel jaman sekarang), nabi Musa juga diperintahkan Allah untuk membuat "Tabut Perjanjian" (ark of convenant - melambangkan hadirat Allah di tengah-tengah bani israel, sebagai lambang perjanjian bani israel dng Allah yg hidup).


Nabi Musa juga diberikan hukum-hukum dari Allah, salah satu nya tentang hukum penghapusan dosa:
Imamat 16 :14 dimana imam besar harus memercikan darah kurban ke atas tabut perjanjian, barulah terjadi perdamaian atas segala dosa pelanggaran.

Ron Wyatt yang juga menemukan roda kereta firaun di tengah laut merah, sewaktu mengejar bani israel yg menyebrangi laut merah, dan penemu Bahtera nabi Nuh. Membuat suatu penemuan terpenting sepanjang masa.

Beliau menemukan Tabut Perjanjian Musa, yang terdapat tetesan darah kering Yesus Kristus, sang penebus utusan Allah yg kudus tepat di atas tutup tabut perjanjian

LOKASI PENEMUAN

ketika bicara di cnn mengenai bahtera nabi nuh






Ada seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt. Ia menemukan “Tabut Perjanjian Musa“. Tabut ini tersembunyi di luar tembok Yerusalem sebelum kota Yerusalem dihancurkan o/ tentara Nebukadnezar.

Ruang tempat di mana tabut itu berada sudah tertutup sehingga membentuk sebuah gundukan. Rupanya bertahun-tahun puing-puing reruntuhan mempertebal gundukan tersebut. Dan akhirnya gundukan ini menjadi sebuah bukit kecil.

Selama masa pemerintahan Romawi - DI MANA Yesus HIDUP DI MASA ITU - bukit ini digunakan sebagai tempat penyaliban. Bukit itu, namanya dalam bahasa Ibrani ialah “Golgota“, dalam bahasa Latin “Kalvari“ atau yang sering kita dengar “Tempat Tengkorak“.



Di bukit itu ditempatkan RONGGA PUALAM yang permanen di dalam tanah. Di mana ke dalam rongga inilah salib dimasukkan dan ditegakkan. Setiap rongga ini luasnya 13 inci persegi (33 cm²) & dalamnya tiga kaki (hampir 1 m). Rongga ini ditutupi dengan semacam sumbat yang mempunyai tiga lubang tempat memasukkan jari untuk memudahkan pemindahan sumbat tersebut.

Dan di bukit ini Ron Wyatt menemukan tiga rongga permanen. Di rongga TENGAH terdapat retakan di bagian kiri yang menuju ke dalam bebatuan. Hal ini mungkin diakibatkan oleh gempa bumi
(injil Matius 27:50-51 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,).

Penyelidikan dilanjutkan dengan menggunakan peralatan-peralatan ilmiah. Dan terungkap adanya EMAS di dalam bukit tersebut. Wyatt meminta izin dari pemerintah Israel untuk menggali sebuah lubang di bukit itu. Mulanya, permintaannya ini menghadapi penolakan dari pemerintah Israel. Namun akhirnya, setelah melewati beberapa kali penolakan, Wyatt mendapat izin.

Setelah dua tahun menggali sebuah parit sempit pada dinding bukit itu, Januari 1982 Wyatt bisa menembus sampai ke gua alami itu. Gua tersebut berukuran ± 6,7 m x 4,3 m atau ± 30 m² . Di gua itu terdapat sisa-sisa perlengkapan Bait Salomo. Yakni: Mezbah Korban Bakaran, Meja Roti Sajian, Mezbah Pembakaran Kemenyan. Di belakang ruangan ini terdapat Tabut Perjanjian dengan dua serafim yang sayapnya terjulur di atas Tutup Pendamaian.

Di atas Tutup Pendamaian Wyatt menemukan PERCIKAN DARAH KERING. Percikan darah kering itu terdapat juga di perlengkapan-perlengkapan tadi. Wyatt lalu mengirim contoh percikan darah kering itu ke laboratorium di Amerika untuk diperiksa.

Didapatkan, bahwa darah tersebut adalah darah manusia yang terdiri dari 23 X kromosom dan 1 Y kromosom. Darah manusia normal terdiri dari 46 kromosom yang terdiri dari 23 kromosom dari setiap orangtua. Jika terdapat kromosom “Y tambahan“ maka darah tesebut adalah milik seorang LAKI². Jadi percikan darah tersebut adalah darah LAKI². Dan karena darah itu hanya memiliki 23 kromosom maka darah itu di-identifikasi sebagai darah laki² yang TIDAK MEMILIKI AYAH. ISA DATANG KE DUNIA GELAP INI MELALUI JALUR: DARI PERAWAN MARYAN DAN ROHUL KUDUS ALLAH (YAITU ALLAH SENDIRI) YG MEMANIFESTASIKAN JANJI NYA KEPADA PERAWAN MARYAM.

Ron Wyatt percaya bahwa itu adalah darah YESUS. Darah-Nya yang terciprat ke tanah. Dan melalui retakan yang diakibatkan oleh gempa bumi itu, darah itu mengalir ke bawah dan memerciki tutup pendamaian. Dgn maksud untuk mengampuni semua umat manusia.


Di dalam Perjanjian Lama Imam Besar memercikkan darah lembu jantan dan domba jantan di atas tutup pendamaian sesuai dengan perintah Tuhan. Imamat 16 <14> Lalu ia (Imam Besar - red) harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali. <15> Lalu ia (Imam Besar - red) harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu. <16> Dengan demikian ia (Imam Besar - red) mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka …

Tetapi Alkitab memberitahukan kita juga, bahwa darah lembu jantan dan domba jantan tidak bisa menghapus dosa. Tetapi darah Yesuslah (Yesus: Imam Besar Agung; Ibrani 8:1 ... kita mempunyai Imam Besar ... yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di Sorga,) yg menyucikan semua dosa. Darah hewan hanyalah bersifat SEMENTARA sampai Anak Domba yg sempurna itu disembelih.

Betapa mengagumkan dan tepat, bahwa darah Kristus SECARA FISIK dipercikkan di atas tutup pendamaian yang tersembunyi di dalam Bukit Kalvari/Golgota/Tempat Tengkorak. Sehingga mengesahkan ritual yang telah ditahbiskan oleh Allah untuk melakukan pemercikan pada tutup pendamaian.


 
Spoiler for sumber dan video penemuan:


http://www.wyattarchaeology.com/ark.htm
http://wyattmuseum.com/
http://www.ronwyatt.com/index.html
http://www.arkdiscovery.com/ron_wyatt.htm

Sabtu, 07 Mei 2011

Trinitas: Bapa, Putra dan Roh Kudus

Bapa, Putera dan Roh Kudus
Jika Anda seorang Muslim kemungkinan Anda mendengar bahwa orang-orang Kristen percaya pada tiga Allah. Sama seperti untuk orang Islam, pemikiran seperti itu juga merupakan hinaan bagi orang-orang Kristen.

Hanya ada satu Allah

Orang-orang Kristen memiliki kepercayaan yang sama dengan kaum Muslim yang percaya pada Allah yang esa. Dalam Kitab Suci kami (yang dipuji oleh Qur’an dalam Sura 4:136) Allah memerintahkan, “ Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” (Keluaran 20:3)

Apakah Yesus/Isa menjunjung tinggi monotheisme? Ketika diminta menyebutkan perintah terbesar, Yesus menjawab, "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:29-30)

Allah yang esa ada sebagai tiga Pribadi.

Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu satu secara hakekat, tiga secara Pribadi: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Setiap Pribadi adalah Allah yang sempurna. Allah bukan tiga namun tiga tapi satu. Ini bukan kontradiksi matematika. Walaupun manusia tidak dapat sepenuhnya memahami paradoks mengenai kesatuan Allah dalam tiga pribadi, kita percaya bahwa penyataannya adalah benar adanya. Orang Kristen bukan percaya pada tiga Allah. Allah kita yang Esa itu menyatakan diri dalam tiga Pribadi.

Apakah Yesus Putra Allah?

Yesus yang sama yang memuji keesaan Allah bersaksi dengan hidupNya yang sempurna, dengan mujizat-mujizatNya dan dengan mulutNya sendiri bahwa Dia adalah Putra Allah (Matius 9:6; Yohanes 8:46, 58). Yesus berkata, “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30). Kita tidak bisa memuji pengajaran Yesus dan pada saat yang sama menolak keillahianNya karena Dia mengaku berasal dari Allah dan adalah Allah. Karena itu Yesus adalah Putra Allah atau Dia adalah seorang yang menghujat Allah.

Apakah kesaksian Yesus membuat Anda marah? Kesaksian itu membuat para pemimpin agama pada zaman Yesus tersinggung. Karena Yesus mengaku Putra Allah (melambangkan hubunganNya dengan Allah), maka mereka berencana untuk membunuh Dia, “Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?" Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati.” (Markus 14:61-64)

Apa keputusan Anda?

Kepercayaan Anda tidak dapat mengubah kebenaran. Apakah Yesus Putra Allah? Kalau bukan Dia memang pantas untuk mati. Jikalau Dia adalah manusia, tulang belulangnya akan tergeletak dibaiik batu di dalam kuburan. Namun tidak demikian halnya. Melalui kebangkitanNya, Yesus membuktikan keillahianNya. Jika Dia adalah Putra Allah mengapa Dia lalu mati? Dia tidak pantas mengalami kematian. HidupNya yang tanpa cela adalah sesuai dengan kesaksian mengenai keillahianNya. Yesus memegang teguh perintah terbesar untuk mengasihi Allah.

Sudahkah Anda? Berbeda dengan Yesus, tidak seorangpun dari kita dapat mengasihi Allah di atas segala-galanya. Melanggar satu perintah yang kecil saja (seperti berdusta, membenci, iri hati) membuat kita tidak pantas masuk surga. “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” (Yakobus 2:10). Kita pantas mengalami kematian – berpisah dari Allah untuk selamanya di dalam neraka.

Tapi syukurlah, Tuhan Yesus menanggung hukuman dosa ketika Dia mati di salib. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21). Setelah mati di kayu salib, Yesus bangkit dari antara orang mati, membuktikan keillahianNya dan efektifnya pengorbananNya untuk dosa-dosa kita.

Tuhan Yesus yang hidup dapat membayar hutang dosa Anda, menyediakan Anda jalan masuk ke firdaus. Ketika Yesus menjanjikan untuk menyediakan tempat di surga bagi para pengikutNya, salah seorang bertanya bagaimana jalan ke sana. “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)

Percayalah pada kematian Yesus di atas salib dan kebangkitanNya dari antar orang mati untuk menyelamatkan Anda dari hukuman dan kuasa dosa. Dia adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup!

Sumber: http://www.gotquestions.org/Indonesia/Kristen-percaya-tiga-Allah.html

Selasa, 03 Mei 2011

Renungan dan Kesaksian : “Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh”

Sumber: http://sahabat-gembala.blogspot.com/
Renungan dan Kesaksian : “Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh”

Cerita ini adalah kisah nyata dan rahasia di balik terjadinya tsunami Aceh dengan kesaksian 400 orang umat Kristen bahwa kisah ini sungguh terjadi...
Bencana Raya Tsunami Aceh 2004 sudah lama berlalu, tapi tak seorangpun yang akan pernah melupakannya. Prahara itu setara dasyatnya dengan Bom Hiroshima dalam catatan sejarah bumi ini. Sampai kapanpun orang tidak akan pernah lupa pada Tsunami Aceh, dan seluruh umat manusia, keturunan demi keturunan, akan terus mengenangnya.Orang akan tetap mengingatnya sebagai bencana alam terbesar sepanjang zaman modern.
Tak seorangpun yang akan lupa betapa stasiun-stasiun TV menayangkan video-video mengerikan: mayat-mayat manusia bergeletakan tak berarti di jalan-jalan, di trotoar, di lapangan, di selokan-selokan, tergantung di tiang listrik, di atas pohon dan tempat-tempat lain. Para reporter melaporkan langsung dengan berdiri di sekitar tumpukan mayat berserakan, bagai tumpukan ikan di pasar ikan.
Tapi adakah yang tahu rahasia besar di balik peristiwa dahsyat itu? Sekaranglah saatnya rahasia itu diungkapkan secara luas, agar menjadi peringatan besar bagi dunia, sama seperti Bahtera Nuh menjadi peringatan akan bengisnya murka Allah atas manusia di jaman itu.
Berikut ini saya salin dari catatan harian saya dari tahun 2005 lalu.
“Tadi pagi saya mendengar cerita yang menggetarkan dari tante saya. Beliau adik perempuan ibu saya, yang baru tiba dari Pekan Baru-Riau beberapa hari lalu ke kota ini, untuk meninjau anaknya yang sekolah disini. Cerita itu terlalu mengguncangkan sampai saya merinding mendengarnya dan memutuskan untuk menulisnya disini. Beliau bercerita tentang sebuah peristiwa yang luput dari pers, yang menjadi awal dari bencana besar Tsunami Aceh 2004 lalu”
Tanggal 24 Desember 2004, sebuah jemaat gereja berjumlah kira-kira 400 jiwa di Meulaboh, Aceh Darussalam, sedang kumpul-kumpul di gedung gereja untuk persiapan Natal, tiba-tiba mereka didatangi segerombol besar massa berwajah beringas. Mereka adalah warga kota, tetua-tetua kota, aparatur pemerintah serta polisi syariat. Massa ini dengan marah mengultimatum orang-orang Kristen itu untuk tidak merayakan Natal. Tetapi pendeta dan jemaat gereja itu mencoba membela diri, kurang lebih berkata:
“Mengapa Pak? Kami kan hanya merayakan hari besar agama kami. Kami tidak berbuat rusuh atau kejahatan kok. Acara besok untuk memuji dan menyembah Tuhan kok, Pak. Yakinlah, kami tidak akan mengganggu siapapun.”
Tetapi massa itu tidak menggubris dan kurang lebih berkata:
Sekali tidak boleh, ya tidak boleh! Ini negeri Islam! Kalian orang-orang kafir tidak boleh mengotori kota kami ini! Dengar, kalau kami membunuh kalian, tidak satupun yang akan membela kalian, kalian tahu itu!?”
Tetapi orang-orang Kristen itu tetap berusaha membujuk-bujuk massa itu. Lalu massa yang ganas itu memutuskan begini: “Kalian tidak boleh merayakan Natal di dalam kota. Kalau kalian merayakannya disini, kalian akan tahu sendiri akibatnya! Tapi kalau kalian tetap mau merayakan Natal, kalian kami ijinkan merayakannya di hutan di gunung sana!!”
Setelah mengultimatum demikian, massa itupun pergi. Lalu pendeta dan jemaat gereja itu berunding, menimbang-nimbang apakah sebaiknya membatalkan Natal saja, ataukah pergi ke hutan dan bernatal disana. Akhirnya mereka memilih pilihan kedua. Lalu berangkatlah mereka ke hutan, di daerah pegunungan. Di suatu tempat, mereka mulia membersihkan rumput dan belukar, mengikatkan terpal-terpal plastik ke pohon-pohon sebagai atap peneduh, lalu mulai menggelar tikar. Besoknya, 25 Desember 2004, jemaat gereja itu berbondong-bondong ke hutan untuk merayakan Natal.
Perayaan Natal yang sungguh memilukan sekali. Mereka menangis meraung-raung kepada Tuhan, meminta pembelaanNya. Sebagian besar mereka memutuskan menginap di hutan malam itu.
Lalu pagi-pagi buta sekali, ketika hari masih gelap, istri si pendeta terbangun dari tidur. Ia bermimpi aneh, membangunkan suaminya dan yang lain. Dalam mimpinya itu TUHAN YESUS datang kepadanya, menghiburnya dengan berkata:
Kuatkanlah hatimu, hai anakKu. Jangan engkau menangis lagi. Bukan kalian yang diusir bangsa itu, tetapi Aku! Setiap bangsa yang mengusir Aku dan namaKu dari negeri mereka, tidak akan luput dari murkaKu yang menyala-nyala. Bangunlah dan pergilah ke kota, bawa semua saudaramu yang tertinggal disana ke tempat ini sekarang juga, karena Aku akan memukul negeri ini dengan tanganKu!”
Lalu mereka membahas sejenak mimpi itu. Sebagian orang menganggap itu mimpi biasa, menenangkan si ibu pendeta dengan berkata kira-kira begini: “sudahlah Ibu, jangan bersedih lagi. Tentulah mimpi itu muncul karena ibu terlalu sedih”. Tetapi sebagian lagi percaya atau agak percaya bahwa mimpi itu memang betul-betul pesan Tuhan. Akhirnya mereka memutuskan mengerjakan pesan seperti dalam mimpi itu. Beberapa orang ditugaskan ke kota pagi buta itu juga untuk memanggil keluarga-keluarga jemaat yang tak ikut bernatal ke hutan.
Ketika pagi hari, sekitar pukul 7 s/d 8 pagi mereka semua telah berada kembali di pegunungan, mereka dikejutkan goncangan gempa yang dasyat sekali. Tak lama kemudian, peristiwa Tsunami Besar itupun terjadi.
Sekarang, pendeta gereja yang selamat itu telah pergi kemana-mana, mempersaksikan kisah luar biasa itu ke gereja-gereja di seluruh Indonesia, termasuk ke gereja dimana tante saya beribadah, di Pekan Baru.
Saya tidak tahu kebenaran cerita tante saya itu, sebab dialah orang satu-satunya yang pernah bercerita begitu pada saya.Itulah sebabnya saya tulis dulu di buku harian ini supaya saya tidak lupa dan supaya bila kelak saya telah mendengar cerita yang sama dari orang lain, barulah saya akan percaya dan akan saya ceritakan kepada sebanyak-banyaknya orang”.
Saudara dalam Yesus,
Beberapa waktu lalu, saya teringat pada catatan itu lalu terpikir untuk surfing di internet ini, apakah ada orang lain yang mendengar kesaksian yang sama. jika ada, berarti tante saya itu tidak membual pada saya, dan berarti peristiwa itu benar terjadi.
Lalu apa yang saya temukan? Saya BENAR-BENAR menemukannya setelah dengan susah payah membuka-buka banyak situs. Salah satunya saya temukan di pedalaman salib.net.
Itulah sebabnya catatan harian itu saya publikasikan di blog ini untuk saudara publikasikan lebih luas lagi ke seluruh dunia. Biarlah seluruh dunia tahu bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu-satunya Tuhan dan Ia sungguh-sungguh HIDUP!
Haleluyah!!

Sabtu, 30 April 2011

Laskar Kristus: Afshin dari Keluarga Muslim Shiah Selatan Iran


Kesaksian Dan Kisah Nyata Islam Masuk Kristen : “Afshin dari Keluarga Muslim Shiah Selatan Iran”

Afshin

Aku lahir di bagian Selatan Iran, di kota bernama Abadan, dari keluarga Muslim Shiah. Kakekku adalah seorang imam, dan dia punya 19 anak, dan 84 cucu. Dia tentunya harus memilih penggantinya untuk mengajar Islam bagi generasi penerus. Beberapa kali aku mengalami kecelakaan di mana aku seharusnya mati terbunuh, tapi aku selamat. Setiap kali kecelakaan hampir terjadi padaku, aku selalu melihat siluet bayangan manusia. Aku menyampaikan ini pada banyak orang secara terbuka.
Kakekku mengira jiwa-jiwa para pemimpin Islam terdahulu menjaga nyawa anak ini. Lalu kakek memberi perhatian penuh padaku dan mengajarkan semua hal tentang Islam. Aku lalu bergabung dengan Hezbollah dan menjadi tentara selama tiga tahun. Aku juga mempelajari Qur’an dengan rajinnya. Kakekku juga berpesan agar aku mengajarkan Islam pada kaum Kristen yang tersesat. Aku juga diharapkan untuk menjadi pemimpin spiritual keluarga kami di luar Iran.
Aku ditangkap di Malaysia sewaktu membawa 30 passport palsu. Aku lalu dipenjara.Di penjara, aku lalu mulai mengajar tentang Islam dan memberitahu apa yang Muslim wajib lakukan terhadap Allah. Aku lakukan ini setiap hari, dan tentunya sholat lima kali sehari. Muslim Shiah sholat tiga kali sehari, tapi karena aku ingin lebih dekat ke Allah, maka aku lakukan sholat lima waktu. Lalu di malam hari aku juga melakukan sholat tambahan. Aku terbiasa membaca Qur’an dari awal sampai akhir, dan ini kulakukan sekali setiap 10 hari.
Dari Islam, aku pun punya kekuatan ghaib memanggil para jin. Dalam Islam, aku boleh bicara dengan mereka, bahkan tertulis bahwa Nabi Muhammad juga bicara pada para jin. Aku mampu berhubungan dengan para jin dan mendapat kekuatan dari mereka.Aku bisa mengucapkan doa-doa bagi banyak orang. Jika ada yang disakiti, maka orang ini lalu datang padaku dan memintaku mengguna-guna orang yang menyakitinya. Seketika orang tersebut akan sakit dan mendapat kecelakaan. Sambil menutup mata, aku bisa memberitahu apa yang dilakukan orang itu di tempat lain. Semua ini membuatku ingin lebih sakti lagi. Karena itu, aku semedi lebih banyak lagi sambil melafalkan Qur’an. Suatu malam, aku sedang semedi sambil melafalkan ayat-ayat Qur’an. Ada ayat-ayat Qur’an yang bisa kau ucapkan berulangkali dan ayat-ayat ini tidak bermakna apapun, dan menjadi rahasia Qur’an. Saat itu seekor jin masuk ruangan dan dia jauh lebih berkuasa daripada diriku. (Afshin dicekik Setan sampai sekarat. Main jampi-jampi sama ayat-ayat Qur'an dan setan seeeh.... )
Aku sangat takut. Kugunakan semua senjata yang kudapat dari Islam, seperti misalnya: dalam nama Allah kuperintahkan kau pergi, Setan aku usir kamu, dll. Kugunakan semuanya, tapi tidak ada yang mempan. Saat itu aku sangat butuh pertolongan, karena rasanya jin itu mencekikku untuk mengambil nyawaku. Rasanya seperti sekarat hampir mati.Aku menjerit: Tuhan, tolong aku!! Seketika itu juga aku mendengar suara: “Mintalah sejelas seperti kau mendengar suaraku, katakan: dalam nama Tuhan Yesus.”
Pada saat itu aku benar-benar tidak berpikir lagi sedetik pun. Rasanya seperti sedang tenggelam, dan seseorang melemparkan tali padamu. Kau tidak akan mempersoalkan apa warna tali dan akan dengan cepat merenggut tali itu. Itulah yang lalu kulalukan. Kukatakan: “Yesus, jika Kau memang benar, tunjukkanlah Diri-Mu.”Sampai hari ini aku tidak tahu mengapa kukatakan hal itu. Mengapa aku tidak mengatakan: “Yesus, tolong aku.” Aku tidak tahu mengapa, tapi begitulah yang kuucapkan.Sebelum aku selesai mengucapkan kalimat itu, semuanya tiba-tiba kembali normal lagi. Ini bukanlah kejadian di mana aku beralih iman. Ini adalah saat dimulainya kebingunganku. Mengapa Yesus menolong seorang Muslim?
Aku telah melakukan semua yang aku mampu lakukan untuk menjadi Muslim sejati.Aku telah berjuang di jalan Allah, dengan berani mati syahid berjalan di daerah beranjau. Pemerintah Iran merekrut Muslim yang mau bergabung dengan Fadayi atau orang yang berkorban nyawa seperti yang dinyatakan Qur’an. Aku juga ikut melakukan hukum gantung bagi para pidana. Aku telah melakukan segala hal yang kukira harus kulakukan melawan para kafir. Dan juga segala hal yang bisa dan harus kulakukan untuk menyampaikan keterangan tentang Allah kepada siapapun. Tapi aku tahu bahwa ada sesuatu yang salah.Ini bukan karena aku merasa ragu akan Allah atau akan Islam. Aku sangat percaya tapi aku tidak tahu apa makna kejadian itu. Aku sangat bingung dan lalu aku mencoba melupakannya.
Tapi pertanyaan mengapa Yesus menolong seorang Muslim tetap muncul dalam benakku. Aku percaya pada Muhammad sebagai nabi terakhir. Jika Islam agama yang sempurna, maka mengapa Yesus menolong aku? Aku merasa bingung selama dua minggu. Lalu aku mengambil keputusan untuk berdoa dan puasa dan langsung bertanya pada Tuhan untuk menunjukkan jalan yang benar. Aku ingat ayat-ayat Qur’an yang menyatakan ada banyak jalan menuju Allah. Tidak peduli dari sisi gunung mana kau mulai mendaki, akhirnya kau tetap akan tiba di puncak gunung. Kupikir mungkin inilah Tuhan yang sebenarnya. Atau mungkin juga Tuhan punya jalan tertentu bagiku dan Dia ingin aku mengikuti jalan itu. Kupikir aku tidak akan pernah tahu jawabannya, maka sebaiknya aku bertanya langsung pada-Nya. Lalu aku berdoa dan puasa.Dari lubuk hatiku yang terdalam, dengan segala kekuatanku, aku bertanya, “Tuhan, apakah yang Kau inginkan dariku?”“Jalan apakah yang Kau ingin aku ikuti?” Selama dua minggu, aku duduk di tempat yang sama. Aku berdoa dan berpuasa sebanyak-banyaknya. Aku jatuh tertidur di tempat itu, dan begitu aku bangun maka aku melanjutkan doa dan puasa terus-menerus pada Tuhan. Aku ingin tahu apa yang diinginkan Tuhan dariku.
Setelah dua minggu berlalu, aku tetap tidak mendapatkan jawaban. Aku sangat kesal. Aku bertanya, “Apaan sih semuanya ini? Omong kosong belaka! Aku tidak akan pernah tahu apa yang Kau inginkan dariku. Aku bahkan tidak tahu apakah Tuhan itu benar-benar ada. Aku telah membuang hidup dan waktuku sia-sia untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan Allah, dan sekarang Dia membuat aku kebingungan.”Jika Allah itu memang Maha Besar dan tahu hati orang, maka Dia tentunya tahu bahwa aku mencintai-Nya.
Tidak ada masalah jika aku memanggil-Nya dengan nama apapun, sebab Dia tahu dalam hatiku aku mencintai-Nya. Dan jika ini jadi masalah, maka aku bertanya pada-Nya selama dua minggu melalui doa dan puasa, tapi tidak ada jawaban apapun. Masa bodohlah! Aku akan berbuat sekehendak hatiku saja. Aku akan jalani jalanku sendiri. Aku akan lakukan hal yang menyenangkan diriku. Di saat itu juga aku merasakan kekuasaan Tuhan menimpaku. Dalam Islam, dosa terbesar yang tak terampunkan adalah meragukan Allah, ajaran-Nya, Nabi-Nya.Dan aku telah melakukan hal ini. Dalam Islam, kau diajari bahwa Allah tidak pernah mengunjungi manusia.
Aku tahu bahwa meskipun dalam Islam, aku telah melakukan dosa tak terampunkan, Tuhan sekarang berada di kamarku. Aku berhadapan langsung dengan kesucian-Nya. Semua ini terjadi dalam waktu yang bersamaan. Kesucian Tuhan menyebabkan aku merasakan besarnya dosaku.Aku tahu, karena Tuhan Maha Adil, maka Dia harus membunuhku dan melenyapkan aku dari muka bumi karena aku sangat penuh dosa. Aku menangis karena aku benar-benar tidak mau mati.Tapi aku tahu aku tidak berdaya.Dia begitu suci, sedangkan aku begitu keji. Karena itu aku lari ke ujung ruangan, aku angkat tanganku menutupi kepalaku dan aku menangis, “Tuhan, ampuni aku, ampuni aku, ampuni aku, ampuni aku..”Saat aku menangis, aku merasakan sentuhan pada pundakku dan suara, “Aku mengampunimu.”Di saat kalimat itu diucapkan, aku merasakan secara jasmaniah merasakan pengampunan.Aku tidak mengerti.
Kita sering berkata, “Bismillah al rahman al rahim, dalam nama Tuhan yang Maha Pengampun dan Penyayang” tapi kita tidak pernah tahu apakah diri kita benar-benar diampuni sampai di hari Kiamat. Inilah sebabnya tiada satu pun ayat Qur’an yang menyatakan Muhammad ada di surga. Sama seperti orang lain, dia pun harus menunggu sampai hari Kiamat. Di saat itu, semua orang akan dihakimi. Jadi, siapakah Tuhan ini yang mengatakan, “Aku mengampunimu”? Aku benar-benar merasa diampuni saat ini. Aku bertanya pada-Nya, “Siapakah kamu?”Dia berkata, “Aku adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup.”Di saat aku mendengar itu, aku tahu kalimat ini sungguh penting, tapi aku tidak tahu sama sekali apa artinya itu. Aku tetap tidak tahu siapakah Tuhan ini.Maka aku bertanya pada-Nya, “Siapakah nama-Mu?” Dia menjawab, “Yesus Kristus, Tuhan yang Hidup.” Di saat Dia mengucapkan kata-kata itu, rasanya setiap tulang dalam tubuhku diambil ke luar. Aku tersungkur ke lantai. Aku mulai menangis tersedu-sedu di hadapan Tuhan.(Afshin menangis terharu dan juga marah karena tertipu Muhammad.)
Delapan belas tahun telah berlalu, tapi aku tidak pernah lupa Kasih-Nya, Pengampunan-Nya. Aku tidak pernah lupa apa yang terjadi pada diriku hari itu. Aku diampuni. Aku merasakannya. Aku menangis karena bertahun-tahun aku berusaha menyenangkan Tuhan, tapi itu semua sia-sia. Aku berdoa pada Tuhan, tapi aku tidak mendapatkan apa-apa. Aku merasa sangat tertipu karena mereka mengatakan inilah Tuhan, mereka katakan padaku untuk bunuh orang di jalan Allah. Tapi kemudian Tuhan mengatakan, “Kasihilah orang di jalan-Ku, maafkanlah orang di jalan-Ku.” Aku sungguh yakin, ya inilah Tuhan. Tuhan mengajarkan kasih, pengampunan. Aku menangis selama dua jam. Aku bersujud di hadapan kaki-Nya. Dia lalu berkata, “Tengok ke atas.” Aku lalu mengengok ke atas dan menyaksikan penglihatan bagaikan di layar TV dan di situ tampak orang-orang dari berbagai usia dan negara. Pada setiap orang yang kulihat, aku bisa mengetahui setiap dosa yang mereka lakukan. Semua itu sungguh luar biasa bagiku. Kukatakan pada Tuhan, “Tuhan, aku hidup diantara orang-orang ini. Semua orang ini adalah orang-orang berdosa.”Tuhan berkata, “Bagaimanakah mudahnya bagi-Ku untuk mengampunimu? ”Kujawab, “Sangat mudah. Dalam bahasa Parsi, kami mengatakan ‘semudah minum air.” Setelah mengucapkan itu, aku berkata, “Tidak, tidak. Bahkan lebih mudah daripada minum air.” Dia berkata, “Semudah aku mengampunimu, aku pun dapat mengampuni mereka. Siapakah yang akan memberitahu mereka?” Aku berkata, “Kirim aku, Tuhan.”Dia menjawab, “Pergilah.” Begitulah kisahnya bagaimana aku menjadi orang Kristen. Lalu aku berdoa, Tuhan, mohon kirim aku Alkitab… Injil.
Seseorang datang dari ruangan lain dan menyerahkan buku padaku dan berkata, “Inilah yang kau minta.” Aku menguasai bahasa Urdu dan Hindi, sehingga aku tahu buku itu adalah Alkitab. Aku berkata pada Tuhan, “Ya Tuhan, aku berdoa malam lalu, dan sekarang pagi ini kau beri yang kuminta. Kau sungguh hebat. Benar-benar Tuhan yang Maha Kuasa. Kau memberikan apa yang kubutuhkan dengan cepatnya.” Dialah Firman Tuhan yang Hidup. Aku membagi kesaksianku agar orang-orang mendengar tentang Tuhan yang Maha Kuasa ini. Aku tidak berharap siapapun jadi Kristen hanya karena kesaksianku.
Kesaksianku ini hanya berguna bagi diriku saja. Aku ingin orang-orang mengerti: Ini adalah kisah tentang Tuhan yang Maha Kuasa, yang Maha Mampu, yang mencari hati-hati yang haus kebenaran. Inilah Tuhan yang mengasihi seluruh umat manusia dengan segala kekuatan dan kekuasaan-Nya. Jika ada yang mendengar kesaksianku saat ini, aku ingin mereka berkata, “Baiklah, Tuhan Surgawi, pencipta segalanya, jika kesaksian ini benar, aku juga ingin mendapatkannya.”Aku jamin bahwa Tuhan yang Maha Kuasa yang datang, menyentuh, dan mengubah hidupku, yang mengampuni dosaku sepenuhnya, yang menjamin aku akan tinggal bersama-Nya di surga, Dia pun bisa memberimu jaminan yang sama, pengampunan yang sama, kasih yang sama. Itulah Yesus Kristus. Dipermuliakanlah Dia. Sekarang dan selama-lamanya. Amin.
Ini pesanku bagi para Muslim dan Muslimah. Aku tahu mereka bertanya: “Apakah Yesus Kristus itu adalah Tuhan?” Dapatkah manusia biasa jadi Tuhan? Tentu saja tidak. Tidak ada orang biasa yang sanggup jadi Tuhan. Tapi bahkan sewaktu dulu masih menjadi Muslim, aku percaya bahwa Tuhan yang Maha Kuasa yang sanggup berbuat apapun, mampu mewujudkan diri-Nya dalam tubuh manusia. Ya, Dia bisa. Sebagai orang Kristen, kita tidak berkata bahwa Yesus Kristus adalah Anak Tuhan, karena Tuhan punya anak (seperti manusia punya anak).Bukan begitu. Yang benar adalah Tuhan mewujudkan diri-Nya dalam tubuh Yesus Kristus pada seluruh umat manusia.

Sumber : Faith Freedom Indonesia (indonesia.faithfreedom.org )

Sejarah Gereja

Yesus adalah Kepala Gereja
Setelah naiknya Yesus Kristus ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-mana, dan sebagai hasilnya, jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang, dibaptis. Namun, pada masa-masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai ancaman hingga terus-menerus dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak bapa Gereja yang menjadi korban kekejaman kekaisaran Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa maupun dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah Ignatius dari Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.
Saat itu, kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana terdapat konsep ‘balas jasa langsung’. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan ajaran Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah Romawi semakin terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha menekan, dan bahkan melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak mau menyembah Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu, paganisme dan ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai alat-alat propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau alasan kegagalan penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan agama Kristen. Maka, di masa-masa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha pemerintah Romawi untuk menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen pada masa itu adalah Rasul Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai pelosok dunia.

Masa Kegelapan

Pada masa inilah, datang masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari Kaisar Commodus hingga Kaisar Diocletian. Pada masa inilah orang-orang masa itu kehilangan kepercayaan terhadap konsep balas jasa langsung yang dianut di Paganisme, sehingga agama Kristen pun semakin diminati. Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar Konstantinus melegalkan agama Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan 80 tahun setelahnya, Kaisar Theodosius melarang segala bentuk paganisme dan menetapkan agama Kristen sebagai agama negara.
Sebagai agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Namun Gereja juga mulai terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran (bidaah). Salah satu upaya untuk menekan bidaah adalah dengan diadakannya Konsili Nicea yang pertama pada tahun 325 M. Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan pertama kali, sebagai tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari umat-umat Kristen yang bidaah. Salah satu contohnya adalah bidaah Arianisme, yang merupakan salah satu krisis bidaah terbesar saat itu yang menjadi alasan utama diadakannya Konsili Nicea yang pertama.
Ketika Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen tetap bertahan. Pada abad ke-11 terjadilah Perang Salib, di mana kekejaman prajurit perang salib menjadi sejarah kelam Kristen yang hingga kini masih banyak disesali. Perang Salib adalah perang agama antara Kristen dan Islam. Dicetuskan pertama kali oleh Paus Urbanus II, Perang Salib I bertujuan merebut kembali kota suci Yerusalem dari kekuasaan Islam, yang merupakan tempat penting umat Kristen sebagai tujuan ziarah saat itu.
Sementara itu, bagian timur dari Kerajaan Romawi, bertahan sebagai Gereja yang disebut Yunani atau Ortodoks, yang mewartakan kabar gembira di Rusia dan memisahkan diri dari belahan barat yang berada di bawah pimpinan Gereja Roma. Pemisahan ini terjadi pada tahun 1054.
Sementara itu, pada tahun 1460 penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci terjangkau bagi semua orang. Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada umat dengan tujuan untuk menekan bidaah yang merupakan salah satu krisis besar dalam tubuh Gereja saat itu. Kitab Suci hanya dibacakan di Gereja dan menjadi sumber kotbah.
Saat itu, banyak pihak-pihak tidak bertanggungjawab memanfaatkan kedudukan di dalam Gereja Barat (Katolik) sebagai sumber kekuasaan, sehingga secara tidak langsung mencoreng nama baik Gereja. Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja semakin terpengaruh untuk mementingkan kepentingan duniawi sehingga semakin menyeleweng dari ajaran dasar Gereja Katolik. Banyak oknum yang menduduki posisi penting di dalam Gereja menggunakan kekuasaannya secara semena-mena sehingga merugikan banyak umat saat itu. Hal ini membuat banyak umat Kristen kecewa dan memprotes serta menuntut pembaharuan. Banyak umat yang berpikir bahwa salah satu cara mendatangkan pembaharuan di dalam Gereja ialah dengan memberikan Kitab Suci kepada semua orang.

Perpecahan

Puncak dari penyalahgunaan ajaran Gereja diawali dengan jual beli surat indulgensia. Praktik ini sendiri sesungguhnya bertentangan dengan ajaran iman Gereja Katolik. Martin Luther, seorang rahib, memutuskan untuk melakukan pembaharuan dengan melakukan pemberontakan terhadap Gereja Katolik dengan memakukan 95 dalil Luther di pintu Gereja Kastil di Wittenberg, Jerman, 31 Oktober 1517, dan membangun gereja tandingan baru. Sedangkan Ignatius Loyola, pendiri ordo Jesuit dalam Gereja Katolik, berusaha melakukan pembaharuan dari dalam, salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan teologi Kristen yang ketat kepada para klerus, terutama dalam kepatuhan penuh pada otoritas dan ajaran Gereja, agar praktek korup dalam Gereja berkurang dan tidak menjadi-jadi. Konsili Trente merupakan konsili yang diadakan sebagai reaksi dari reformasi Martin Luther, di mana reformasi Martin Luther dianggap oleh Gereja Katolik sebagai tindakan yang memperparah kondisi kekristenan. Dalam Konsili Trente-lah ajaran iman Gereja Katolik dipertegas (termasuk kanonisasi terakhir Alkitab Katolik) demi menekan dan mengurangi berbagai macam penyalahgunaan yang sewenang-wenang dalam tubuh Gereja.
Ketika Martin Luther menerjemahkan Kitab Suci menjadi bahasa Jerman, pengikut-pengikutnya mulai memiliki pandangan yang berbeda-beda akan Kitab Suci tersebut, lalu terjadilah pertentangan penafsiran antara umat satu dengan yang lain, salah satu kasusnya adalah pertentangan antara denominasi protestan reformed-nya Zwingli dan denominasi anabaptis, reformed-nya Calvinis dengan Arminian, dan masih banyak lagi. Inilah yang membuat agama Kristen Protestan sekarang banyak terbagi-bagi lagi menjadi denominasi-denominasi lagi.

Kekayaan Iman: Kristen Protestan bersama Katolik

Salib
Sumber: http://alfiansyah-go.blogspot.com/2009/03/perbedaan-antara-kristen-protestan-dan.html
Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalil nya.

Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik.

Pada kenyataannya, gerakan Reformasi (Pembaruan) yang dilakukan Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi di kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada gerakan-gerakan serupa seperti yang terjadi di Prancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para pengikutnya tergabung dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia (kini termasuk Ceko) di bawah pimpinan Yohanes Hus (1369-1415). Gereja Waldensis banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis.

Ada beberapa perbedaan mendasar antara Gereja Katolik dengan Protestan :
1. Dalam hubungannya dengan penafsiran Kitab Suci, Protestan menganut paham 'sola scriptura' yang artinya 'hanya Kitab Suci', sementara Gereja Katolik selain menganut 'sola scriptura' juga menganut 'sola gratia' yang artinya 'hanya rahmat'. Jadi dalam Protestan setiap orang berhak menafsirkan Kitab Suci sesuai dengan pemahamannya sendiri, sedangkan dalam Gereja Katolik Kitab Suci hanya dapat ditafsirkan secara resmi oleh orang-orang yang mendapat 'rahmat' untuk itu (pertama dari Bapa Paus, diturunkan pada Kardinal, Uskup, Pastur, dst). Maka dari itu untuk membedakan buku terbitan Protestan dan Katolik, dapat dilihat apakah ada tulisan
'Nihil Obstat' dan 'Imprimatur'. Kalau ada berarti buku itu adalah terbitan Katolik yang telah disahkan kebenarannya oleh yang berwenang.
2. Gereja Katolik didirikan di atas dasar 'PETRUS', batu karang yang teguh, sebagaimana tertulis dalam kitab Matius 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."
Maka dari itu dalam Gereja Katolik ada Bapa Paus, sebagai penerus dari St. Petrus. Sedangkan Gereja Protestan menyatakan bahwa gereja didirikan di atas dasar Kristus sendiri.
3. Dalam Gereja Protestan setahu saya hanya ada dua sakramen yakni sakramen Baptis dan sakramen Pernikahan. Sedangkan dalam Gereja Katolik seperti yang kita ketahui ada tujuh sakramen, antara lain sakramen Baptis, Krisma, Tobat, Ekaristi, Imamat, Pernikahan, dan sakramen Pengurapan Orang Sakit.
4. Gereja Katolik merupakan persekutuan para kudus, sehingga umat dapat berdevosi kepada para santa/santo, asalkan devosi itu pada akhirnya tetap mengantarkan umat kepada Allah Tritunggal sendiri. Gereja Protestan menolak ajaran ini.
5. Dalam Gereja Protestan, satu-satunya sumber kebenaran adalah Kitab Suci, sedangkan Gereja Katolik juga mengakui Tradisi Suci sebagai sumber kebenaran di samping Kitab Suci sendiri.
6. Salib pada Gereja Protestan tidak ada Corpus Christi/Tubuh Kristus.

Namun demikian, janganlah kita jadikan ini perpecahan di dalam tubuh Kristus. Karena sesungguhnya semua itu adalah iman. Iman yang diberikan Allah sendiri bukan dari hasil pekerjaan kita. Inilah kekayaan Kristiani. Ingatlah, yang paling penting dari ajaran Kristus adalah Kasih.

Kamis, 21 April 2011

Jumat Agung

Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Minggu Paskah, hari peringatan Penyaliban Yesus Kristus dan wafatNya di Golgota.
Berdasarkan rincian kitab suci mengenai Pengadilan Sanhedrin atas Yesus, dan analisis ilmiah, peristiwa penyaliban Yesus sangat mungkin terjadi pada hari Jumat, namun tanggal terjadinya tidak diketahui dengan pasti, dan akhir-akhir ini diperkirakan terjadi pada tahun 33 Masehi, oleh dua kelompok ilmuwan, dan sebelumnya diperkirakan terjadi pada tahun 34 Masehi oleh Isaac Newton via perhitungan selisih-selisih antara kalender Yahudi dan kalender Julian dan besarnya bulan sabit.

Yesus di hadapan Mahkamah Agama

Setelah sebelumnya mengadakan Perjamuan Malam (Matius 26:17-25, Markus 14:12-25, Lukas 22:7-23, Yohanes 13:21-30), Yesus bersama-sama dengan murid-murid-Nya pergi ke Taman Getsemani. Di sana Yesus berdoa.
Setelah Yesus berdoa, maka datanglah Yudas, "dan bersama-sama serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi" Matius 26:47. Yesus lalu dibawa ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi, di depan Imam Besar Kayafas.
Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari." Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"
Matius 26:59-68

Sementara itu Petrus yang mengikuti hingga di halaman Mahkamah Agama dikenali sebagai pengikut Yesus namun ia menyangkal tiga kali, dan pada saat itu berkokoklah ayam. Petrus yang teringat apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Matius 26:75

Yesus di hadapan Pilatus

Karena yang berhak menghukum mati seseorang hanyalah pemerintah Romawi, maka Yesus dibawa ke hadapan Pontius Pilatus.
Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun. Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran. ... Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas." Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!" Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.
Matius 27:11-14, 23-26

Yesus disiksa dan diolok-olok

Setelah Yesus divonis hukuman salib oleh Pontius Pilatus, Yesus disiksa terlebih dahulu seperti yang umum dilakukan pada jaman Romawi.
Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.
Matius 27:27-31

Yesus disalibkan

Setelah disesah, maka Yesus dihukum mati di atas kayu salib di Bukit Golgota atau Kalvari
Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi." Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah." Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.
Matius 27:35-44

Yesus mati

Yesus pun mati di atas kayu salib, bukan karena Ia mati lemas atau kehabisan darah, tetapi Ia sendiri yang menyerahkan nyawa-Nya ke tangan Bapa-Nya.
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."
Matius 27:50-54

Perhitungan Tanggal Jumat Agung

Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Paskah, yang perhitungan tanggalnya berbeda antara Gereja Timur dan Gereja Barat (lihat Computus untuk penjelasan lebih rinci). Paskah jatuh pada hari Minggu pertama sesudah Bulan Purnama Paskah, bulan purnama pada atau sesudah 21 Maret, yang dijadikan tanggal dari vernal equinox. Perhitungan Barat menggunakan Kalender Gregorian, sedangkan perhitungan Timur menggunakan Kalender Julian, di mana tanggal 21 Maret-nya kini bertepatan dengan tanggal 3 April menurut kalender Gregorian. Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tanggal bulan purnama tersebut juga berbeda. Lihat Metode Penentuan Tanggal Paskah (Astronomical Society of South Australia).
Karena Paskah di Gereja Barat dapat jatuh pada salah satu tanggal mulai tanggal 22 Maret sampai 25 April menurut kalender Gregorian, maka Jumat Agung dapat jatuh antara tanggal 19 Maret sampai 22 April. Dalam Gereja Timur, Paskah dapat jatuh antara 22 Maret sampai 25 April menurut kalender Julian (antara 4 April dan 8 Mei menurut kalender Gregorian, untuk periode 1900 dan 2099), jadi Jumat Agung dapat jatuh antara 19 Maret dan 22 April (atau antara 1 April dan 5 Mei menurut kalender Gregorian).

Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Jumat_Agung

Sabtu, 16 April 2011

Identitas Kristen

Trinitas
1 Petrus 2:9
Rasul Petrus di dalam ayat ini memberikan empat deskripsi tentang orang Kristen. Empat sebutan atau identitas ini mengontraskan orang Kristen dengan orang-orang yang tidak percaya yang tersandung oleh batu yang hidup, batu penjuru, yaitu Yesus Kristus (ayat 4 dan 7). Di dalam hal ini, Alkitab menyatakan kepada kita bahwa Kekristenan merupakan antitesis. Hanya ada dua kelompok orang di dunia ini, orang percaya dan orang tidak percaya. Orang Kristen beridentitas antitesis dari identitas orang-orang yang tersandung.
Keempat identitas orang Kristen ini dengan jelas mengambil gambaran umat Israel di dalam Perjanjian Lama. Orang-orang Kristen merupakan Israel sejati yang melanjutkan rencana Allah sejak semula. Orang Kristen merupakan penggenapan dari sejarah Israel sebagai bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, dan umat kepunyaan Allah sendiri. Inilah identitas kita sebagai orang Kristen.
Bangsa yang Terpilih
2 Gerejaku (Protestan dan Katolik), Milik Yesus untukku
Orang Kristen adalah bangsa yang terpilih. Bangsa ini terdiri dari orang-orang yang dipilih Tuhan. Satu-satunya kriteria menjadi bagian dari bangsa ini adalah pemilihan Tuhan. Bangsa yang terpilih tidak memandang jenis ras, warna kulit, kedudukan sosial, maupun kualitas kerohanian seseorang, melainkan semata-mata hanya berdasarkan pemilihan Tuhan.
Sebelum dunia dijadikan, Allah telah melakukan pemilihan, penyeleksian dan penentuan. Di hadapan Dia yang mahatahu, berdirilah segenap keturunan Adam, dan dari antara mereka inilah Allah menghususkan dan mempredestinasikan sejumlah orang untuk “diangkat sebagai anak-Nya” mempredestinasikan mereka untuk “dijadikan serupa dengan gambaran Anak-Nya”, “menentukan” mereka untuk memperoleh hidup yang kekal.[1]
2Tes. 2:13b mengatakan, “Sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.” Pemilihan ini tidak didasarkan kepada apa pun juga selain dari kerelaan kehendak-Nya (Ef. 1:3-5), dan berdasarkan kasih karunia-Nya sendiri (2Tim. 1:9). Pemilihan Allah didasarkan kepada diri Allah sendiri sebagai subjek pemilihan dan bukan karena objek pemilihan-Nya. Dengan ini kita menolak pandangan sinergisme yang melihat keselamatan sebagai kerjasama antara penawaran anugerah Allah dengan respons iman dari manusia. Theologi Reformed memegang pandangan monergisme yang melihat bahwa keselamatan adalah sepenuhnya karya anugerah Tuhan. Iman sebagai respons manusia pun merupakan anugerah Tuhan.
Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memilih Israel sebagai bangsa pilihan-Nya bukan karena Israel memiliki kualitas tertentu tetapi karena Tuhan mengasihi Israel dan memegang sumpah yang telah diikrarkan-Nya (Ul. 7:7-8). Tuhan memilih Israel untuk melayani Dia dan membuat keselamatan yang daripada-Nya termasyhur (Mzm. 67:2). Selain sebagai hamba-Nya, Tuhan juga memanggil Israel sebagai anak sulung-Nya (Kel. 4:22), mempelai-Nya (Yeh. 16:6-14), dan sebagai biji mata-Nya (Ul. 32:10). Hanya karena kedaulatan kasih-Nya, Tuhan memberikan status tersebut kepada bangsa Israel.
Selain penggunaan kata 'bangsa' di dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris, juga dipakai kata 'ras', yaitu: orang-orang yang berasal dari satu nenek moyang. Orang Yahudi melihat dirinya sebagai keturunan Abraham secara ras. Sedangkan orang Kristen melalui Kristus menjadi satu ras sebagai saudara. Kata yang sama dipakai di dalam Perjanjian Lama, yaitu di Yesaya 43:20-21 yang menunjuk kepada umat Israel. Gereja sebagai bangsa yang terpilih merupakan Israel sejati. Kata 'Gereja' dituliskan dengan kata 'ekklesia' (dalam Perjanjian Baru) yang memiliki arti serupa dengan kata 'qahal' (dalam Perjanjian Lama). Keduanya berasal dari satu turunan kata kerja yang berarti “dipanggil bersama-sama” dan menunjuk kepada satu kumpulan orang yang datang bersama-sama untuk satu tujuan.
More than any of the prophets that were before him, Christ addressed himself to the hearts of individual men. For the true Israel – the true people of the Kingdom – are not those who are Israelites by race, nor yet those who are of that elite group in Israel who know and keep an external law, but those individual men, however lowly and weak, who have in heart and deed signified their obedience to the calling of God.[2]

Paskah

Paskah (bahasa Yunani: Πάσχα atau Paskha[1]) adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba Paskah"; jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan[a], dan pada hari yang ketiga[b] bangkit dari antara orang mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus.
Paskah juga merujuk pada masa di dalam kalender gereja yang disebut masa Paskah, yaitu masa yang dirayakan dulu selama empat puluh hari sejak Minggu Paskah (puncak dari Pekan Suci) hingga hari Kenaikan Yesus namun sekarang masa tersebut diperpanjang hingga lima puluh hari, yaitu sampai dengan hari Pentakosta (yang artinya "hari kelima puluh" - hari ke-50 setelah Paskah, terjadi peristiwa turunnya Roh Kudus). Minggu pertama di dalam masa Paskah dinamakan Oktaf Paskah oleh Gereja Katolik Roma. Hari Paskah juga mengakhiri perayaan Pra-Paskah yang dimulai sejak empat puluh hari sebelum Kamis Putih, yaitu masa-masa berdoa, penyesalan, dan persiapan berkabung.
Paskah merupakan salah satu hari raya yang berubah-ubah tanggalnya (dalam kekristenan disebut dengan perayaan yang berpindah[2]) karena disesuaikan dengan hari tertentu (dalam hal ini hari Minggu), bukan tanggal tertentu di dalam kalender sipil. Hari raya-hari raya Kristen lainnya tanggalnya disesuaikan dengan hari Paskah tersebut dengan menggunakan sebuah formula kompleks. Paskah biasanya dirayakan antara akhir bulan Maret hingga akhir bulan April (ritus Barat) atau awal bulan April hingga awal bulan Mei (ritus Timur) setiap tahunnya, tergantung kepada siklus bulan. Setelah ratusan tahun gereja-gereja tidak mencapai suatu kesepakatan, saat ini semua gereja telah menerima perhitungan Gereja Aleksandria (sekarang disebut Gereja Koptik) yang menentukan bahwa hari Paskah jatuh pada hari Minggu pertama setelah Bulan Purnama Paskah, yaitu bulan purnama pertama yang hari keempat belasnya ("bulan purnama" gerejawi) jatuh pada atau setelah 21 Maret (titik Musim Semi Matahari/vernal equinox gerejawi)
Minggu Paskah bukan perayaan yang sama (namun masih berhubungan) dengan Paskah Yahudi (bahasa Ibrani: פסח atau Pesakh[1])[3][c] dalam hal simbolisme dan juga penanggalannya. Bahasa Indonesia tidak memiliki istilah yang berbeda untuk Paskah Pesakh (Yahudi) dan Paskah Paskha (Kristen) sebagaimana beberapa bahasa Eropa yang mempunyai dua istilah yang berbeda, oleh sebab itu kata Paskah dapat memiliki dua arti yang berbeda di dalam bahasa Indonesia.
Banyak elemen budaya, termasuk kelinci Paskah dan telur Paskah, telah menjadi bagian dari perayaan Paskah modern, dan elemen-elemen tersebut biasa dirayakan oleh umat Kristen maupun non-Kristen.

Paskah dalam kekristenan



Paskah merupakan perayaan tertua di dalam gereja Kristen, penghubung antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paus Leo Agung (440-461) menekankan pentingnya Paskah dan menyebutnya festum festorum - perayaan dari semua perayaan, dan berkata bahwa Natal hanya dirayakan untuk mempersiapkan perayaan Paskah.
Menurut tradisi Sinoptik[4], Paskah menunjuk pada Perjamuan Kudus, yang didasari dari Perjamuan Malam, perjamuan perpisahan antara Yesus dan murid-murid Yesus[5][3]. Pada malam itu sebelum Yesus dihukum mati, Yesus memberikan makna baru bagi Paskah Yahudi. Roti[d] dilambangkan sebagai tubuh Yesus dan anggur dilambangkan sebagai darah Yesus, yaitu perlambangan diri Yesus sebagai korban Paskah[6]. Rasul Yohanes dan Pauluslah yang mengaitkan kematian Yesus sebagai penggenapan Paskah Perjanjian Lama (Yesus wafat pada saat domba-domba Paskah Yahudi dikorbankan di kenisah atau Bait Allah)[7]. Kematian dan kebangkitan Yesus inilah yang kemudian diasosiasikan dengan istilah Paskah dalam kekristenan.
Karena Paskah dirayakan oleh gereja-gereja Kristen dengan suatu sakramen Ekaristi/Perjamuan Kudus, maka sakramen tersebut dapat pula disebut sebagai Perjamuan Paskah Kristen[1], atau Perjamuan Kudus Jumat Agung[3], yang berbeda dari Perjamuan Paskah Yahudi. Banyak gereja Kristen saat ini merayakan perjamuan tersebut lebih dari setahun sekali agar jemaat gereja selalu diingatkan akan peristiwa Paskah.[3]
Di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kata Paskah disebutkan sebanyak 80 kali dalam 72 ayat[8] sementara di dalam terjemahan BIS disebutkan sebanyak 86 kali dalam 77 ayat[9][10].

Paskah pada gereja mula-mula


Gereja mula-mula memperingati peristiwa kebangkitan Yesus dengan perjamuan sederhana dan berdoa[e]. Kemudian dalam perjalanan misinya, Paulus terus mengingatkan jemaat gereja mula-mula akan pentingnya peristiwa kebangkitan Yesus[f] dan perkataan Yesus pada waktu Perjamuan Malam Terakhir[11]. Sumber yang paling awal yang menulis tentang Paskah adalah Melito dari Sardis yang menulis homili berjudul Peri Pascha (Tentang Paskah)[12]. Orang-orang Kristen pada zaman tersebut menapak tilas jalan salib (Via Dolorosa) yang dilalui oleh Tuhan Yesus. Kematiannya diperingati sebagai korban keselamatan dalam tradisi Yahudi (bahasa Ibrani: Zerah Syelamin)[13].
Orang Kristen Yahudi terus merayakan Paskah Yahudi, namun mereka tidak lagi mengorbankan domba Paskah karena Kristus dianggap sebagai korban Paskah yang sejati. Perayaan ini diawali dengan berpuasa hingga Jumat jam 3 sore (ada yang melanjutkan hingga pagi Paskah). Perbedaan timbul di seputar tanggal Paskah. Orang Kristen Yahudi dan jemaat provinsi Asia merayakannya pada hari yang bersamaan dengan Paskah Yahudi, yaitu sehari setelah tanggal 14 Nisan (bulan pertama) menurut kalender mereka - kematian Yesus pada 15 Nisan dan kebangkitan Yesus pada 17 Nisan - tanpa memedulikan harinya[14]; namun orang Kristen non-Yahudi yang tinggal di Kekaisaran Romawi dan juga gereja di Roma dan Aleksandria merayakannya pada hari pertama, yaitu hari Minggu - hari kebangkitan Yesus, tanpa memedulikan tanggalnya[g]. Metode yang kedua inilah yang akhirnya lebih banyak digunakan di gereja[h][15], dan penganut metode yang pertama perlahan-lahan mulai tergusur. Uskup Viktor dari Roma pada akhir abad ke-2 menyatakan perayaan menurut tanggal 14 Nisan adalah bidat dan mengucilkan semua pengikutnya[16][17]. Beberapa metode penghitungan yang lain di antaranya oleh beberapa uskup di Galia yang menghitung Paskah berdasarkan tanggal tertentu sesuai kalender Romawi, yaitu 25 Maret memperingati kematian Yesus dan 27 Maret memperingati kematian Yesus[18] karena sejak abad ke-3 tanggal 25 Maret dianggap sebagai tanggal penyaliban[19]. Namun metode yang terakhir ini tidak digunakan lama. Banyak kalender di Abad Pertengahan yang mencatat tanggal perayaan ini (25 dan 27 Maret) untuk alasan historis, bukan liturgis[20]. Kaum Montanis di Asia Minor merayakan Paskah pada hari Minggu pertama setelah 6 April[21]. Berbagai variasi perhitungan tanggal Paskah tersebut terus berlangsung hingga abad ke-4.
Perselisihan seputar penghitungan hari Minggu Paskah yang tepat tersebut akhirnya dibahas secara resmi pada Konsili Nicea I pada tahun 325 yang memutuskan bahwa hari Paskah adalah hari Minggu, namun tidak mematok hari Minggu tertentu. Kelompok yang merayakan Paskah dengan perhitungan Yahudi dinamakan "Quartodeciman" (bahasa Latin untuk 14) (Nisan) dan dikucilkan dari gereja[i]. Uskup Aleksandria kemudian ditugaskan untuk mencari cara menghitung tanggal Paskah, karena kota itu dianggap sebagai otoritas tertinggi untuk hal-hal yang berhubungan dengan astronomi, dan sang uskup diharapkan dapat memutuskan hasilnya untuk diikuti keuskupan-keuskupan yang lain. Namun hasil yang diperoleh tidak memuaskan, terutama untuk gereja-gereja Latin. Banyak gereja masih memakai cara mereka sendiri-sendiri, termasuk gereja di Roma. Akhirnya baru pada abad ke-7 gereja-gereja berhasil mencapai kesepakatan mengenai perhitungan tanggal Minggu Paskah[17].

Paskah menurut kalender liturgi


Pada kekristenan ritus Latin (Barat), Paskah menandai berakhirnya masa Pra-Paskah, yaitu 40 hari (tidak termasuk hari Minggu) menjelang Minggu Paskah. Sepekan sebelum Minggu Paskah disebut sebagai Pekan Suci. Hari Minggu sebelum Minggu Paskah, yaitu hari pertama Pekan Suci, adalah hari Minggu Palem yang memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem menaiki seekor keledai. Tiga hari terakhir sebelum Minggu Paskah disebut sebagai Kamis Putih atau Kamis Suci, Jumat Agung, dan Sabtu Suci atau Sabtu Sunyi, yang ketiganya sering disebut sebagai Trihari Suci atau Triduum Paskah; Kamis Putih memperingati Perjamuan Malam terakhir Yesus, Jumat Agung memperingati kematian Yesus, dan Sabtu Suci memperingati hari pada saat Yesus di dalam kuburan.
Banyak gereja yang mulai merayakan Paskah semalam sebelumnya, yaitu dengan kebaktian Malam Paskah. Pada beberapa negara, Minggu Paskah dirayakan selama dua hari hingga Senin Paskah, dan hari-hari dalam sepekan setelah Minggu Paskah, yang disebut dengan Pekan Paskah, masing-masing diberi akhiran Paskah, seperti "Selasa Paskah", "Rabu Paskah", hingga Oktaf Paskah, yaitu hari Minggu setelah Minggu Paskah. 40 hari (yang kemudian diperpanjang menjadi 50 hari atau 7 minggu) setelah Paskah biasa disebut dengan masa Paskah yang diakhiri dengan hari Pentakosta (hari ke-50).
Pada kekristenan ritus Oriental (Timur), masa persiapan Paskah dikenal dengan nama masa Puasa Besar dan dimulai sejak Senin Bersih selama 40 hari (termasuk hari Minggu). Pekan terakhir dalam masa persiapan itu disebut dengan Pekan Palma, yang berakhir dengan hari Sabtu Lazarus. Sehari setelah itu adalah Minggu Palma, Pekan Suci, lalu Minggu Paskah. Pada Sabtu tengah malam menjelang Minggu Paskah perayaan Paskah resmi dimulai, yang terdiri atas Matins, Jam-jam Paskah, dan Liturgi Surgawi Paskah; dengan demikian liturgi tersebut dijamin merupakan liturgi pertama Minggu Paskah, sesuai gelarnya sebagai festum festorum - perayaan dari semua perayaan. Pekan setelah Minggu Paskah disebut sebagai Pekan Terang, sedangkan masa setelah Minggu Paskah hingga Minggu Para Orang Kudus (hari Minggu setelah Pentakosta) disebut sebagai Pentakostarion.

Di dalam gereja-gereja Kristen, terutama ritus Latin, perayaan dimulai pada hari Jumat Agung. Gereja-gereja biasanya menyelenggarakan kebaktian pada hari tersebut, umat Katolik Roma biasanya juga berpuasa pada hari ini. Kebaktiannya diliputi dengan perasaan duka karena memperingati sengsara penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib. Gereja-gereja Protestan biasanya melanjutkan kebaktian dengan sakramen Perjamuan Paskah untuk memperingati Perjamuan Malam Terakhir Yesus; lagu-lagu sendu seperti "Jangan Lupa Getsemani"[22] juga dinyanyikan. Sang pastor atau pendeta kadang-kadang memberikan kotbah singkat. Gereja-gereja Katolik Roma biasanya tidak melakukan sakramen Perjamuan Kudus pada hari ini, sakramen pengakuan dosa dan pengurapan orang sakit. (lebih lengkapnya lihat Jumat Agung)
Pada hari Sabtunya gereja-gereja Katolik dan beberapa gereja Anglikan dan Lutheran juga menyelenggarakan kebaktian malam Paskah. Dalam kebaktian itu sebuah lilin Paskah dinyalakan untuk melambangkan Kristus yang bangkit; Exultet atau proklamasi Paskah dinyanyikan; ayat-ayat Alkitab dari Perjanjian Lama yang menceritakan keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan nubuatan tentang Mesias dibacakan. Bagian kebaktian ini mencapai puncaknya dengan menyanyikan Gloria dan Alleluia, dan Injil tentang kisah kebangkitan dibacakan. Sama seperti kebaktian Jumat Agung, sang pastor atau pendeta kadang-kadang juga menyampaikan kotbah sesudah pembacaan Alkitab. Bagi gereja Katolik Roma, malam ini biasanya juga digunakan untuk sakramen baptisan kudus, malam penerimaan anggota jemaat gereja yang baru. Untuk anggota jemaat yang lain, mereka juga menerima percikan air suci sebagai lambang perbaruan iman kepercayaan mereka. Kebaktian pada gereja-gereja Katolik Roma kemudian dilanjutkan dengan sakramen Konfirmasi. Kebaktian kemudian diakhiri dengan sakramen Ekaristi. Kebaktian malam Paskah ini memiliki bermacam-macam variasi. Beberapa gereja mengadakannya pada

Umat Protestan biasanya menggabungkan kebaktian malam Paskah dengan kebaktian Minggu pagi, yaitu mengikuti kisah di Injil yang menceritakan para wanita yang datang ke kubur Yesus pada pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu[23]. Ada gereja yang menyelenggarakannya pada sekitar subuh (kebaktian subuh), dan biasanya dilangsungkan di luar ruangan seperti halaman gereja atau taman di dekat gereja, namun banyak pula yang merayakannya setelah matahari terbit. Kebaktian Minggu untuk memperingati kebangkitan Yesus ini (baik bersama-sama atau berbeda dari kebaktian subuh tersebut) dirayakan dengan sikap penuh sukacita, termasuk lagu-lagu yang dinyanyikan juga lagu yang bernuansa kemenangan[24]. Gereja-gereja yang cukup besar ada yang menggunakan instrumen-instrumen tiup (terompet, dll) untuk melengkapi instrumen-instrumen yang biasa digunakan. Kebanyakan gereja juga mendekorasi ruang ibadah dengan hiasan-hiasan dan bunga-bungaan (contohnya Bakung Paskah)

Tanggal Paskah

Tanggal Minggu Paskah 1982–2022 Menurut penanggalan Gregorian
Tahun Barat Timur
1982 April 11 April 18
1983 April 3 Mei 8
1984 April 22
1985 April 7 April 14
1986 Maret 30 Mei 4
1987 April 19
1988 April 3 April 10
1989 Maret 26 April 30
1990 April 15
1991 Maret 31 April 7
1992 April 19 April 26
1993 April 11 April 18
1994 April 3 Mei 1
1995 April 16 April 23
1996 April 7 April 14
1997 Maret 30 April 27
1998 April 12 April 19
1999 April 4 April 11
2000 April 23 April 30
2001 April 15
2002 Maret 31 Mei 5
2003 April 20 April 27
2004 April 11
2005 Maret 27 Mei 1
2006 April 16 April 23
2007 April 8
2008 Maret 23 April 27
2009 April 12 April 19
2010 April 4
2011 April 24
2012 April 8 April 15
2013 Maret 31 Mei 5
2014 April 20
2015 April 5 April 12
2016 Maret 27 Mei 1
2017 April 16
2018 April 1 April 8
2019 April 21 April 28
2020 April 12 April 19
2021 April 4 Mei 2
2022 April 17 April 24
Paskah (dan perayaan lain yang berhubungan) yang merupakan hari terpenting dalam kalender gerejawi disebut sebagai perayaan yang berpindah, yang berarti perayaannya tidak terpaku pada tanggal tertentu di dalam kalender Gregorian maupun Julian (yang sama-sama mengikuti perputaran matahari dan keempat musim) melainkan dihitung menurut kalender suryacandra seperti kalender Ibrani. Hal inilah yang mendasari ilmuwan-ilmuwan mempelajari astronomi secara sistematis.[30]
Di dalam kalender Gregorian, Paskah selalu jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret dan 25 April (inklusif).[30][31] Hari berikutnya, Senin Paskah, merupakan hari libur di banyak negara dengan tradisi Kristen yang kuat. Untuk negara-negara yang mengikuti kalender Julian untuk perayaan-perayaan keagamaan, Paskah juga jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret (KJ) dan 25 April (KJ), yang dalam kalender Gregorian adalah 4 April-8 Mei (inklusif).
Tanggal Paskah yang tepat pernah menjadi pokok perdebatan. Di dalam Konsili Nicaea I pada 325 diputuskan bahwa seluruh umat Kristen akan merayakan Paskah pada hari yang sama, yang akan dihitung secara berbeda dari perhitungan umat Yahudi untuk menentukan tanggal Paskah Yahudi. Karena tidak adanya catatan keputusan konsili yang selamat hingga zaman modern, ada kemungkinan bahwa konsili tersebut tidak memutuskan cara tertentu untuk menghitung tanggal Paskah. Epifanius dari Salamis menulis pada pertengahan abad ke-4:
...kaisar...menghimpun dewan dengan 318 uskup...di kota Nicea...Dalam konsili tersebut mereka juga menyetujui suatu kanon gerejawi, dan pada saat yang bersamaan menitahkan berkenaan dengan Paskah (Yahudi) bahwa diperlukan adanya satu permufakatan tentang perayaan hari Tuhan yang suci dan teramat penting tersebut. Karena hal tersebut diperingati secara berbeda-beda oleh orang-orang...[32]
Pada tahun berikutnya, cara perhitungan yang dikerjakan oleh gereja Aleksandria menjadi standar perhitungan. Secara perlahan sistem tersebut mulai tersebar ke gereja-gereja Kristen di Eropa. Gereja Roma meneruskan penggunaan siklus kalender suryacandra yang berusia 84 tahun sejak akhir abad ke-3 hingga 457. Gereja Roma terus menggunakan caranya sendiri hingga abad ke-6 saat metode Aleksandria telah dikonversikan ke kalender Julian oleh Dionysius Exiguus. Gereja mula-mula di Britania dan Irlandia juga menggunakan metode Roma yang lama tersebut hingga Sinode Whitby tahun 664 saat mereka mulai menggunakan metode Aleksandria. Gereja-gereja di belahan barat Eropa menggunakan metode Roma hingga akhir abad ke-8 pada masa pemerintahan Karel yang Agung, lalu mereka menggunakan metode Aleksandria. Namun demikian, sejak Gereja Katolik mulai menggunakan kalender Gregorian menggantikan kalender Julian sejak 1582 dan Gereja Ortodoks Timur tetap berpegang pada kalender Julian, maka perayaan Paskah kembali dirayakan secara berbeda, dan perbedaan itu tetap ada hingga saat ini.

 Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Paskah


Free Music | Free Christmas songs at EZ-Tracks.com