|
Kejadian 22:12 :Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." |
Umat Islam dan Kristiani sama- sama menghormati Bapa Abraham, namun keduanya berbeda pandangan tentang siapa anak yang dikurbankan oleh
Abraham. Umat Islam menganggap bahwa yang dikurbankan adalah Ismael, sedangkan umat Kristiani menganggap
Ishak-lah
anak yang dikorbankan.
Umat Islam umumnya mendasari pandangan mereka atas ayat Kej 22:2; Firman-Nya: “Ambillah
anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni
Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Mereka beranggapan karena Ismael adalah anak tunggal
Abraham selama 13 tahun sebelum
Ishak lahir, maka anak yang disebut dalam Kej 22:2 ini adalah Ismael. Namun sebenarnya, ayat- ayat Al Qur’an sendiri tidak ada yang menyebutkan secara eksplisit siapakah nama
anak Abraham yang dikorbankan ini.
Sedangkan Kitab Suci jelas menyebutkan secara eksplisit bahwa
anak yang dikorbankan ini adalah
Ishak, demikian:
“Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal…” (Ibr 11:17)
“Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?” (Yak 2:21)
Kita ketahui bahwa umat muslim beranggapan bahwa Kitab Suci telah ‘diselewengkan’ (terutama oleh Rasul Paulus) sehingga yang harusnya Ismael, kemudian dituliskan sebagai
Ishak. Namun anggapan ini tidak benar, sebab jika kita membaca Kitab Suci, bahkan dari Perjanjian Lama itu sendiri kita ketahui bahwa
anak perjanjian itu adalah
Ishak:
1. Ishaklah yang menjadi anak satu- satunya yang dijanjikan Allah, sebab Allah berjanji bahwa anak perjanjian itu akan lahir dari Sarah- bukan wanita yang lain (lih. Kej 17:15-21). Hal ini juga tercantum dalam Qur’an (Surah 11:69-73, 37:112-113, 51:24-30). Ismael tidak pernah disebut sebagai anak perjanjian.
2. Ishak dikandung secara mukjizat atas ibu yang sudah tua dan mandul dan ayah yang juga sudah tua, dan inipun disebut dalam kitab Qur’an (lih. Kej 17:15-17, 18:9-15, 21:1-7; Gal 4:28-29; Surah 11:69-73, 51:24-30). Ismael dikandung tanpa melibatkan mukjizat dari Tuhan.
3. Tuhan berjanji bahwa keturunan Ishaklah yang akan mewarisi tanah yang dijanjikan kepada Abraham (Kej 13:14-18; 15:18-21; 28:13-14). Ismael tidak mempunyai bagian di dalam tanah perjanjian yang dijanjikan kepada Abraham.
Untuk alasan- alasan inilah
Ishak disebut sebagai anak tunggal
Abraham sebab Allah menganggap
Ishak sebagai
anak satu- satunya yang dijanjikan Allah kepada
Abraham.
Selanjutnya silakan anda membaca langsung di artikel karangan San Shamoun tersebut, bagaimana beberapa
scholar dari kalangan muslim sendiri mempunyai pandangan berbeda- beda tentang hal ini. Muhammad H. Haykal dalam bukunya
The Life of Muhammad, menulis dalam perikop, Siapakah anak yang dikorbankan? [tentang
Ishak dan
Ismail], demikian, “Qur’an sendiri tidak menyebut nama
anak yang dikorbankan, sehingga para ahli sejarah di kalangan muslim berbeda pendapat dalam hal ini….” (Muhammad H. Haykal,
The Life of Muhammad, trans. Isma’il Raji al-Faruqi [Islamic Book Trust Kuala Lumpur/American Trust Publishers, 1976], pp. 24-25; cf.
online edition)
Atau seorang Muslim scholar bernama, Shaykh Hamza Yusuf dari Zaytuna Istitute, menyatakan:
“Ini adalah anak yang diberikan kepada
Abraham, dan terdapat perbedaan pendapat tentang siapakah
anak ini. Mayoritas
scholar di abad- abad terakhir mengatakan bahwa ia adalah
Ismail, namun banyak dari
scholar di abad- abad terdahulu mengatakan ia adalah
Ishak…. Hal ini seharusnya tidak menjadi bahan perdebatan antara umat beriman, itu bukan inti dari ceritanya. Keduanya adalah pendapat yang valid/ sah. (Shaykh Yusuf,
There is No Calamity if there is Certainty;
audio source)
Menarik untuk disimak adalah hasil studi dari salah seorang ahli sejarah Muslim yang bernama Al-Tabari, yang mengumpulkan data tentang siapakah anak yang dikorbankan ini menurut para ahli sejarah. Ia mengutip pandangan banyak ahli sejarah dari kalangan muslim yang juga menyebutkan bahwa
anak tersebut adalah
Ishak (silakan membaca selengkapnya di link artikel karangan Sam Shamoun tersebut). Akhirnya Tabari mengambil kesimpulan demikian:
“As for the above-mentioned proof from the Quran that it really was Isaac, it is God’s word which informs us about the prayer of His friend Abraham when he left his people to migrate to Syria with Sarah. Abraham prayed, ‘I am going to my Lord who will guide me. My Lord! Grant me a righteous child.’ This was before he knew Hagar, who was to be the mother of Ishmael. After mentioning this prayer, God goes on to describe the prayer and mentions that he foretold to Abraham that he would have a gentle son. God also mentions Abraham’s vision of himself sacrificing that son when he was old enough to walk with him. The Book does not mention any tidings of a male child given to Abraham except in the instance where it refers to Isaac, in which God said, ‘And his wife, standing by laughed when we gave her tidings of Isaac, and after Isaac, Jacob’, and ‘Then he became fearful of them’. They said. ‘Fear not!’ and gave him tidings of a wise son. Then his wife approached, moaning, and smote her face, and cried, ‘A barren old woman’. Thus, wherever the Quran mentions God giving tidings of the birth of a son to Abraham, it refers to Sarah (and thus to Isaac) and the same must be true of God’s words ‘So we gave him tidings of a gentle son’, as it is true of all such references in the Quran.” (Al-Tabari, The History of al-Tabari, Vol. II, Prophets and Patriarchs (trans. William M. Brenner), ( State University of New York Press, Albany 1987), p. 89).
Melihat adanya fakta tersebut di atas, maka tepatlah jika kita meyakini kebenaran yang tertulis dalam Kitab Suci bahwa
anak perjanjian yang dikurbankan oleh
Abraham adalah Ishak. Memang umat muslim mempunyai alasan tersendiri mengapa mereka beranggapan bahwa akan yang dikurbankan adalah
Ismail. Namun kita umat Kristiani percaya bahwa yang dikurbankan adalah Ishak karena memang itulah yang secara eksplisit tertulis dalam Kitab Suci. Selanjutnya, memang banyak ahli berpendapat bahwa keturunan Ismael melahirkan bangsa Arab; dan
Ishak menurunkan bangsa Israel. Tetapi apakah agama Islam lahir dari Ismael itu sebenarnya membutuhkan studi lebih lanjut, mengingat bahwa agama Islam sendiri baru lahir pada sekitar abad ke-7.
0 kata orang:
Posting Komentar